Psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia mengatakan memang pada usia tersebut manusia sedang menjalani proses mencari identitas diri. Pencarian identitas diri mulai terjadi sejak akil balig atau puber, dan berlanjut hingga seseorang dewasa secara mental. Mencari identitas diri ini bisa dilakukan dengan berbagai aktivitas mulai dari mengikuti kegiatan kelompok sampai bergabung dalam komunitas.
Dalam teori psikologi, setiap fase kehidupan manusia memiliki tugas yang harus diselesaikan. Fase anak-anak misalnya memiliki tugas untuk bermain. Saat remaja, tugas seseorang adalah mencari identitas diri. Namun dengan perkembangan otak yang semakin kompleks, pengaruh hormon dan emosi yang labil, maka proses mencari identitas semakin rumit.
Aksi para remaja anggota geng motor yang menyerang pengendara lainnya seakan tak mengenal rasa takut. Dengan berbekal senjata tajam, mereka meneror para pengguna jalan yang tak bersalah. Tameng dan perasaan kebal inilah yang membuat remaja rentan melakukan perilaku berisiko dengan alasan ingin coba-coba dan belajar.
Baca Juga: Tips Singkat Cara Menjaga Kebersihan Wajah Agar Terlihat Cantik
Terlebih akibat pengaruh hormon, semangat dan energi untuk melakukan aktivitas seakan-akan tidak ada habisnya. Agresivitas yang dilakukan remaja memang bisa terjadi karena dorongan spontan atau impulsivitas. Ini terjadi lebih seing pada remaja yang tumbuh di lingkungan keras. (Fan/Tyd)