Nah, pendekatan ini sejalan dengan penelitian Harvard tentang kemampuan kerja yang mengatakan bahwa 80 persen kesuksesan seseorang di tempat kerja dikaitkan dengan sikap dan hanya 20 persen, karena bakat seseorang. Ini menarik dan mengkhawatirkan karena tidak banyak dari kita yang sepenuhnya menyadari pentingnya sikap positif. Selain itu, sebagian besar usaha kita cenderung agar memiliki bakat terbaik. Bakat dan sikap itu tentu berbeda. Kalau sikap merupakan perasaan positif, negatif serta tak peduli terhadap seseorang, objek, peristiwa, atau ide. Sedangkan, bakat adalah kemampuan untuk melakukan jenis pekerjaan tertentu. Entah itu yang dikembangkan atau tidak.
Dengan kata lain, sikap dikaitkan dengan karakter dan kebajikan, sedangkan bakat dikaitkan dengan keinginan dan kompetensi untuk melakukan tugas. Meski berbeda, bakat dan sikap bisa dipupuk. Karena sikap 80 persen lebih penting, sangat penting bagi orang tua untuk memastikan bahwa anak-anak sama positifnya dengan mereka.
Untuk mulai membentuk sikap positif dari rumah. Penelitian menunjukkan anak-anak dan remaja yang menghabiskan banyak waktu bersama keluarga cenderung memiliki harga diri yang lebih tinggi dari anak-anak yang tidak mendapatkannya.
Orang tua harus memastikan rumah adalah tempat yang aman untuk semua orang berbagi perasaannya. Sikap anak terhadap orang lain berkembang di rumah. Jadi, Ayah dan Bunda bisa meminta anak-anak saling menghormati dalam interaksi sehari-hari.
Orang tua juga perlu melengkapi anak-anak dengan keterampilan memecahkan masalah. Ini dimulai dengan meminta masukan dan pendapat ketika mereka memiliki masalah untuk diselesaikan. Soal mengembangkan bakat anak, banyak orang tua yang ingin mengembangkan potensi anak malah membahayakan perkembangan anak.
Baca Juga: Tips Membuat Anak Siap Hadapi Orang Asing di Medsos
Misalnya saja dengan memaksa jam latihan (over time), memarahi anak saat sedah lelah, dan mengomentari dengan kalimat tidak baik. Dampak terburuk bisa membuat si anak tidak mau mengembangkan potensinya karena yang anak pahami kalau dia berlatih dan gagal maka yang didapatkan omelan dari orang tuanya. (Fan/Tyd)